TIPS MERAWAT DAN MEMBESARKAN ANAK

Pembaca blog ada yang bertanya, bagaimana cara mendidik anak agar mereka sukses ???…

Untuk memenuhi permintaan pembaca saya tulis artikel ini…tapi bukan berarti saya telah sukses mendidik anak…karena proses masih berjalan terus…

Kunci utama dalam merawat, membesarkan dan mendidik anak kita adalah paradigma berpikir kita tentang status anak didalam kehidupan kita suami isteri itu harus jelas dulu..apakah sebagai aset keluarga ataukah sebagai titipan Tuhan yang wajib kita pelihara, rawat, besarkan dan didik dijalan Allah…

Saya memperlakukan anak saya bukan sebagai aset yang dapat saya perlakukan sesuai kemauan saya sendiri, bukan harta yang diharap akan memberi keuntungan materi dikemudian hari, merawat saya kalau sudah tua..tidak seperti itu…

Tapi saya memperlakukan semua anak saya sebagai Liability, sebagai kewajiban saya memelihara, membesarkan dan mendidik mereka sekuat tenaga saya dengan tujuan melaksanakan kewajiban saya kepada Tuhan yang telah menitipkan mereka kepada saya…Jadi saya tidak sedikitpun mempunyai rasa pamrih, mengharap balas budi dari mereka…

Mendidik anak adalah kewajiban saya dalam rangka mengabdi kepada Allah SWT…

Dengan paradigma berfikir seperti ini, maka perilaku sayapun selalu dijalan Tuhan, sehingga enerji Illahi selalu mengalir menyertai ucapan dan perilaku saya dalam mendidik anak di keluarga…Hasilnya tentu tak mungkin anak saya berani  dan mampu melawan enerji Illahi…Sehingga saya tidak perlu melakukan ucapan atau tindakan keraspun, mereka sudah segan dan tidak berkelakuan buruk…

Setiap anak butuh panutan dikeluarganya, butuh kebanggaan kepada orang tuanya…saya selalu berusaha menjadi figur yang bisa mereka banggakan tanpa berperilaku sebagai komandan…tapi justru lebih banyak sebagai teman curhat..

Saya sering menemani mereka nonton bioskop bersama pacarnya, pergi ke kebun raya dll…kadang kadang bisa hanya sebagai supir yang mengantar jemput mereka….

Kesimpulannya, saya harus mampu menempatkan diri sebagai ayah/orang tua yang mengayomi mereka, mampu menjadi wasit yang memperingatkan mereka kalau sudah keluar aturan permainan hidup dijalan Allah, mampu menjadi pembimbing dan penyuluh mereka waktu mereka dalam kegelapan dan kesulitan, mampu menjadi teman baik dan pendengar yang baik saat mereka perlu curhat tanpa digurui…

Dengan tips seperti diatas itulah akhirnya semua anak saya yang telah dewasa, mampu berdiri diatas dirinya sendiri (baik laki maupun perempuan semua produktif tidak bergantung kepada suami…)..

Kepada yang perempuan saya jelaskan dengan rinci apa artinya emansipasi…yaitu harus mempunyai kemampuan yang sama dengan laki laki dalam berprestasi dan menghidupi diri sendiri, harus produktif dan mandiri, tidak bergantung belas kasihan laki laki biarpun itu suami…

Emansipasi bukanlah persamaan hak saja tapi persamaan hak dan kewajiban…


38 respons untuk ‘TIPS MERAWAT DAN MEMBESARKAN ANAK

  1. Anak ibarat kertas putih, dan pendidik (orang tua) -nya yang paling andil dalam mengisi kertas putih itu. anak bukanlah kain kanvas milik pelukis, yang senantiasa menjadi tempat melukis dan ajang kebanggan pelukisnya (orang tua). namun pelukisnya adalah diri mereka sendiri (anak). orang tuanya hanyalah pemandu bagaimana Ia harus mewarnai hidupnya sendiri.

  2. wassalamualaikum wr. wb.

    Semoga Pak, amin. saya dapat mengutarakan pendapat seperti itu karena saya saat ini masih belum memiliki anak, tapi menitik dari sini saya mencoba untuk memahami jalan pemikiran seorang anak. disini saya hanya ingin mewakili suara seorang anak, dimana banyak saya temui teman-teman saya yang terkekang dan merasa terpasung dengan segala peraturan dan keinginan (baca: ambisi) orang tuanya. semisal dia memiliki pemikiran dan cita-cita begini tapi orang tuanya seakan memaksa mereka untuk begitu. kadang saya juga menjadi tempat mereka menumpahkan segala uneg-uneg mereka. tapi Alhamdullilah saya memiliki orang tua yang memberi saya kebebasan yang seluas-luasnya dalam menentukan jalan hidup saya sendiri, namun beliau (orang tua saya) selalu menuntut saya untuk dapat menerima segala konsekuensi dan mempertanggungjawabkan segala pilihan yang telah saya pilih, baik kepada saya pribadi maupun kepada keluarga. dan saya pikir, dengan cara itulah diri saya dibimbing oleh orang tua saya untuk menghargai dan mengerti makna dari kehidupan .

  3. sunarko,asswrwb…

    Sebenarnya kalau isteri saya itu produknya mertua saya….pada saat menikah dengan saya jelas belum mandiri, masih swarga nunut….tapi selama perjalanan 32 tahun, kalau isteri tentara itu harus bergabung aktif dengan organisasi Persit Kartika Candra Kirana…..otomatis dilatih dan dididik terus menjadi pengurus organisasi, belajar manajemen (kalau suaminya komandan, sang isteri otomatis harus mampu menjadi ketua organisasi persit yang anak buahnya ratusan orang juga..)…Juga sering diikutkan seminar dan P4 tingkat pusat di BP7…

    Setelah pensiun isteri saya saya suruh jadi manajer rental mobil usaha milik sendiri di Bogor, saya sendiri kerja lagi di perusahaan swasta…maksudnya kalau terjadi apa apa dengan saya (tidak panjang umur..)..tetap bisa hidup mandiri…

  4. aQ setuju bgt dg tips dari Bapak,sgt bijak & b’manfaat. mmg aku jg menganut prinsip t’sebut tp knapa ya sering lupa kalo anak lagi rese’. kadang aQ suka nyesel kalo dah marahin anak Qu. tanks ya pak AQ jd inget lagi dg prinsip itu.

  5. Ya Alloh…
    Kami telah Kau tunjukan cara mendidik anak lewat tangan kreatif bpk Nurhana,golokanlah kmi pada gol orang2 yg penyabar.amin…

  6. Trims pak tipsnya….salut buat Pak Nurhana yang memaknai arti emansipasi dengan tepat….mandiri dan tidak bergantung pada suami….ini bukan berarti menyaingi dan tidak tunduk pada suami.betul kan pak?

  7. saya baru menjadi ibu,,rasanya senangnya bukan main menjadi orang tua. Membaca artikel bapak,,:} saya bisa menjadi orangtua sekaligus teman bagi anak saya..

    1. paramitha, asswrwb…selamat berbahagia mendapatkan anak…mencintai anak itu karunia Tuhan yang patut anda sukuri…saya temukan banyak ibu yang tidak mencintai anaknya…anak hanya digunakan sebagai aset, materi yang diperalat sesuai kepentingan pribadinya….banyak ibu yang durhaka pada anaknya…bersukurlah atas hidayah yang Tuhan berikan kepada anda !!!

  8. alhamdulillah disaat saya membutuhkan informasi bgmana menjadi orang tua dan ibu yg baik bwt anak saya.pengetauan saya jadi smakin bertambah untuk mendidk anak utk langkah selanjutnya

  9. ass.wr.wb. ,sy ibu baru, anak sy sdh 2,5 thn. alhamdulillah, stlh sy membaca tips tsb, sy pahami & renungkan, sy tlh menemukan jwbn yg sy cr2 selama ini,tkdg emosi srg mengikuti tak kala mengasuh anak, tp smg stlh ini sy bs lbh bersbr utk menghadapi si kcl. trmkh atas tips n sharingnya pak tirta. sgt bermanfaat utk batin sy.

    1. vika, asswrwb…trims atas apresiasi anda…saya bersukur kepada Tuhan ada orang yang baca tulisan saya dan bisa mendapatkan manfaatnya…tambahan amal ibadah saya…bekal menghadap Tuhan nanti kalau diminta pertanggungan jawab diakherat nantiiitrims…amin…

  10. ass.wr.wb. saya ibu dari 2 putri 4,5 th dan 1,5 th. bagaimana pandangan bapak apabila anak itu di asuh sama neneknya, secara psikologis buat anak itu giman? apakah salah kalau saya mempunyai perasaan was2 bila sayang anak terhadap ibu kandungnya terenggut oleh neneknya(mertua saya)?
    terimakasih sebelumnya, saya tunggu tanggapan bapak. wassalam

  11. Insya Allah saya akan mendidik anak-anak say seperti yang telah dilakukan oleh bapak Tirta….!
    Mudah-mudahan anak2 saya menjadi anak2 yg saleh dan salehah yg selalu taat kepada Allah dan selalu berada dijalan-Nya…..! Amin…

  12. assalamu’alaikum
    afwan bapak..
    bagaimana pandangan bapak tentang orang tua yang suka memarahi anak dari kecil hingga dewasa??
    terkadang masih ada orang tua yang menerapkan sikap keras terhadap anaknya, apakah cara mendidik anak seperti itu benar?
    terimakasih,

    1. nikmah, asswrwb, orang tua memang ada hak untuk mendidik anak dijalan Tuhan…dengan demikian, kalaupun marah, harus dijalan Tuhan juga, artinya menegur anak yang melanggar ajaran Tuhan….marah boleh asal dalam batas wajar, tapi tetap berdasarkan cinta kasih…
      Memarahi anak tidak boleh hanya untuk melampiaskan kekesalan orang tua terhadap anak saja, tapi tetap harus dengan cara yang mendidik dan penjelasan yang bisa diterima akal sehat…
      Sebenarnya anak itu butuh keteladanan, asal orang tuanya memberi suri tauladan yang baik, anak akan segan sendirinya, ditegur sedikit aja akan malu…..tak perlu dimarahin berkepanjangan…

  13. ass.wrwb
    semua tulisan dalam blog bapak saya pelajari satu persatu disela sela pekerjaan,saya ingin mempunyai dasar yang benar dalam menangani setiap masalah yang saya jumpai dalam kehidupan khususnya berumah tangga.yang ingin saya temukan jawabannya adalah bagaimana menghadapi orang tua yang dzalim kepada anak2nya,selalu menganggap anak sebagai aset,bakti anak diukur dengan uang,selalu mengajak anak ke arah iri,dengki terhadap saudara dan tetangga, menuntut anak2nya untuk mengumpulkan harta,kalau tidak dituruti selalu marah dan mengancam dan memberi label anak durhaka.Mudah tersinggung dan tidak mau kalah dengan dengan orang lain.Kalau diingatkan atas perilakunya selalu marah,mengurung diri dan langsung darah tinggi.Bukan bermaksud menjelek jelekan beliau ibu/mertua kami,tapi kami ingin mencari solusi agar beliau mau kembali ke jalan yang benar mengingat sudah tua dan kami anak menantunya sdh kewalahan.Bapak kami tidak bisa menanganinya lagi,kalau diajak ruqyah,ke kyai atau pengobatan alternatif tidak mau.
    1. bagaimana pak,kami harus bersikap.Kalau kami mengalah untuk menghormati beliau semakin menekan kami?Kalau kami melawan beliau langsung sakit
    2. kalau kami tidak menuruti apakah kami termasuk anak durhaka,kami sudah dewasa tau mana yang benar atau salah?
    3. soal keuangan apakah kami harus memaksakan memberi kalau keadaan kami sedang kekurangan.Adik saya sampai sering berhutang hanya untuk memberi upeti tiap bulannya,bahkan dia sendiri sampai sering menahan lapar semntara ibu tidak menyadarinya.Sementara suami saya sering bingung antara mencukupi orang tuanya atau keluarganya dulu disaat keungan mepet.
    Kami tunggu sarannya,agar kami tidak salah melangkah…..terima kasih,wass.wr.wb

    1. yaya, asswrwb, blog saya memang memberi pencerahan bagaimana melakukan mind setting up/tune up pikiran/mengatur pikiran kita agar sesuai dengan berbagai hukum alam yang berlaku mutlak, disamping tentunya berbagai Norma Hidup Masyarakat yang berlaku….
      Sebenarnya kalau anda teliti, sudah ada jawabannya di blog saya….
      Agar lebih mudah bagi anda, akan saya ulangi dengan singkat…:
      1. Ketaatan dan kecintaan kita paling utama adalah kepada Allah SWT, karena itu kita harus mendahulukan aqidah yang diatur dalam agama kita, Islam…pelajari baik baik….semua kemauan orang tua/mertua yang bertentangan dengan ajaran agama, agar diabaikan saja dengan penuh keyakian dan tulus ikhlas, berserah diri kepada Tuhan….Tuhan pasti akan memberi jalan keluar terbaik…
      2. Sekaligus anda juga harus introspeksi dan bertobat kepada Tuhan atas berbagai dosa anda kepada Tuhan dan kepada sesama manusia…karena biasanya kita kurang menyadari akan kekurangan sendiri…
      3. Sadarilah bahwa semua sikap tindakan dari mertua/orang tua yang menyulitkan kita harus disadari , secara arief adalah “Ditarik oleh Pikiran Negatif kita sendiri dan juga akibat dari pilihan hidup kita sendiri….minimal adalah kesalahan kita dalam memilih calon mertua dulu sebelum nikah..”
      4. Kesimpulannya, apapun kesulitan yang kita alami sebenarnya adalah salah kita sendiri…jangan menyalahkan siapapun, termasuk suami atau mertua anda…semua cobaab Tuhan pada anda, anda harus banyak bersabar dan berani bersikap sesuai ajaran agama, apapun resikonya….jangan berani ambil keputusan tapi tak berani tanggung resikonya….
      5. Kalau anda yakin anda benar, maka yakini bahwa semua kezaliman yang anda terima adalah cara Tuhan utk membersihkan dosa anda…kalau anda sabar dan tawakal, Tuhan akan beri jalan keluar…jangan putus asa…!!!

  14. nasib anda sama seperti saya, cuma saya sebagai anak, bukan sebagai mantu, saya juga bingung karena ortu saya selalu berulah, setiap langkah dan tindakan selalu menuju kearah keruwetan, tapi saya juga gak bisa berbuat banyak selain menurut aja, takut dosalah gitu.

  15. ass. wr.wb
    terima kasih Pak atas pencerahannya, setelah mengenal blog bapak saya mulai belajar untuk melakukan sesuatu berdasarkan ridho Allah dan mulai mengamalkan ayat 1000 dinar meskipun belum bisa sempurna.Memang dari awal saya salah dalam memilih suami.namun resiko sudah saya tanggung Pak. Yang kedua, dengan banyak cobaan ini Allah juga mengingatkan bahwa ternyata saya memiliki ibu kandung yang begitu sabar dan mulia hatinya yang selama ini tdk saya syukuri.Tapi maaf pak,semenjak saya mengamalkan ayat 1000 dinar kok ibu mertua kena masalah terus,apakah karena efek saya mengamalkan ayat ini?terima kasih.Wass.wr.wb

    1. yaya, asswrwb, ayat 1000 dinar adalah ayat yang mengajarkan kita untuk 100 % berserah diri kepada kuasa Tuhan dan kita disiplin melakukan berbagai perintah Tuhan secara ketat setiap waktu, juga berpositif thinking secara penuh, maka akan muncul yang disebut Zero Mind Power, kekuatan dahsyat yang akan menuntut keadilan kepada siapapun yang mendzalimi kita, tanpa kita minta…keadilan Tuhan yang tak akan pernah keliru…Tuhan itu “Maha Segalanya”…termasuk Maha Tegas dalam menjatuhkan hukuman…tak akan ada yang bisa lolos dari hukuman Tuhan….
      Jadi kalau betul anda melakukan amalan ayat 1000 dinar tanpa niat balas dendam, maka Tuhan akan menghukum siapapun yang mendzalimi anda secara tegas dan tak akan bisa lolos….maka tak aneh apa yang anda ceritakan….itupun pernah saya alami, dalam skala yang lebih besar….
      Kesulitan apapun yang dikeluhkan para pembaca blog saya, saya sudah pernah mengalaminya…blog saya adalah sharing pengalaman hidup saya puluhan tahun dengan segala suka dukanya…..kondisi saya sekarang adalah hasil akhir dari perjuangan yang amat panjang….jadi tetap tegarlah menghdapi seberat apapun penderitaan anda, Tuhan akan selalu bersama anda…

  16. Ass.wr.wb
    Matur nuwun atas pencerahannya Pak! Selain ayat 1000 dinar,wirid al fatihah, apakah ada amalan lain untuk mendampingi anak kita terutama di saat test,ujian?terima kasih.

  17. aQu setuju Banget..
    Anak Adalah Anugrah Pemberian Allah
    Sebagai Orang Tua Qita memang Harus Menjaga merawatnya dengan Smua kemampuan Kita, dan Pastinya Selalu berada di jalanNya.

  18. Bgm kalau anak kita masih kecil yg masih susah untuk diajarin, sy sering pukulin kalau dia nakal, mohon dibalas tks

    1. Tariz, asswrwb, anak nakal sebenarnya salah satu tanda bahwa dia sehat, maka istilah tepatnya adalah anak tersebut sangat aktif…Kalau anda menyebutnya nakal, berarti anda mengafirmasi bahwa anak anda adalah anak yang nakal, bandel, suka berbuat menyusahkan, lalu anda boleh marah, maka anda sendirilah yang membuat anak anda menjadi anak nakal yang harus anda pukul…Itulah rahasia bekerjanga Hukum Alam The Secret…jadi kita memang harus sabar dan sabar..

  19. semoga Allah SWT selalu memberikan kekuatan kepada orang tua untuk selalu tabah dan sabar dalam mendidik anak dan mengantarkan mereka kepada yang namanya Sukses tanpa melupakan sang Khaliq, amien

Tinggalkan komentar